Joshua adalah seorang
anak misdinar yang mendapat kesempatan untuk membantu pastor dalam sebuah misa
yang dilaksanakan di gereja. Karena baru pertama kali, anak tersebut gugup
sehingga menjatuhkan gelas anggurnya. Seketika itu juga, pastor tersebut
langsung menampar pipi anak tersebut dan berkata, “ Pergi dari sini dan jangan pernah kembali!”.
Setelah besar akhirnya
anak itu menjadi menjadi Uskup. Ketika misa minggu, ada seorang anak yang
membantu Uskup dan dengan tidak sengaja menjatuhkan gelas anggur. Lalu dengan
tersenyum Uskup menghampirinya dan berkata, “ Nak, suatu hari kelak anda akan menjadi pastor”. Kini anak itu
menjadi Kardinal Fulton Shen.
Kisah inspiratif ini
memberikan pelajaran berharga bagaimana kekuatan sebuah kata-kata. Ketika anda
kecil dulu mungkin anda pernah mendengar sebuah ungkapan yang berkata, “ Tongkat dan batu bisa mematahkan
tulangku, tetapi kata-kata tidak akan pernah membuatku sakit”. Ini hanya sebuah
ungkapan. Pada kenyataannya, kata-kata
bisa menjadi madu atau racun. Terkadang kata-kata bisa menjadi hadiah namun
bisa juga menjadi luka batin yang sukar untuk disembuhkan.
Bagaimana dengan hari
ini? Apakah anda sudah memberikan kata-kata yang membangkitkan semangat untuk
teman-teman anda? Dalam 2 Tim 4:2 berkata : “ Nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala
kesabaran dan pengajaran”.
Anda boleh saja menegur
teman anda, namun harus dengan kesabaran dan pengajaran. Sama seperti Uskup
yang menegor anak yang menjatuhkan gelas anggur. Uskup tersebut sabar dan
kata-katanya tidak membuat lemah anak tersebut, namun menaruh sebuah semangat
kepada anak tersebut untuk menjadi seorang pastor. Anda bisa memulainya hari ini. Mulailah untuk mengatakan
perkataan-perkataan yang menang, bahkan yang bisa menyembuhkan luka hati
seseorang. Dengan demikian anda sudah membuat hal-hal yang luar biasa setiap
harinya. Pilihan ada di tangan anda, pilih madu atau racun? Selamat mencoba.